PERSPEKTIF PSIKOLOGI ISLAM TENTANG KONSEP CRITICAL THINKING DALAM ALQURAN
Abstract
RINGKASAN- Manusia itu disebut al-insan hayawân nâthiq, yakni hewan yang mampu berpikir. Artinya bahwa kemampuan berpikir itu merupakan fitrah yang inheren pada setiap manusia. Melalui berpikir, manusia dapat melampaui segala sesuatu dan memecahkan masalah, melalui berpikir dapat mengerti yang abstrak, contonya tentang kebajikan dan kejahatan, kemuliaan dan keterburukan serta kebenaran dan kebatilan. Hanya saja, manusia dalam berpikir terbatas dalam masalah pengetahuan dan persepsi, karena fitrah berpikir yang ada pada manusia tidak akan berkembang secara otomatis jika tidak dirangsang untuk diberdayakan.
Beberapa ayat dalam Alquran menyatakan agar manusia menggunakan pikirannya, Berpikir kritis menurut Alquran seperti bentuk lafad tatafakkarun, ta’qilun, ulul al-bab, tatadzakkarun, tubsirun, tatadabbarun, ta’lamun, Sejarah nabi bagian dari peradaban dan pengetahuan, sehingga berpikir adalah bagian dari risalah kenabian meliputi aspek psikologis mental-seorang nabi melihat realitas yang ada, misalnya permasalahan-permasalahan dan problematika kondisi manusia pada masa itu. Maka terjadilah berpikir kritis dalam struktur realitas ultimate terhadap problematika kehidupan sebagai ujud eksistensi nabi sebagai manusia yang tersentuh untuk berpikir dalam menyelesaikan permasalahan.Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)DOI: https://doi.org/10.46576/wdw.v0i62.516
Article Metrics
Abstract view : 5746 timesPDF (Bahasa Indonesia) – 3897 times
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2019 Warta Dharmawangsa
Jurnal Warta Dharmawangsa Terindex pada:
Member Of :
Diterbitkan oleh:
UNIVERSITAS DHARMAWANGSA
Alamat : Jl. K. L. Yos Sudarso No. 224 Medan
Kontak : Tel. 061 6635682 - 6613783 Fax. 061 6615190
Email : warta@dharmawangsa.ac.id
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.