INTERNALISASI PEMAHAMAN ZERO WASTE PADA SISWA TK & SD MELALUI BADAS (BIMBEL DIBAYAR SAMPAH)
Abstract
Sampah menjadi salah satu persoalan pokok di Kabupaten Lombok Tengah, Provinsi NTB karena volume sampah yang terus bertambah mencapai 645 ton perhari, dengan sekitar 12% masuk TPA dan 97% tidak terkelola seiring meningkatnya jumlah penduduk, pola konsumerisme masyarakat dan kurangnya kesadaran dari masyarakat terutama pada anak akan pentingnya pengelolaan sampah, khususnya di Desa Labulia, Kabupaten Lombok Tengah yang menjadi objek dalam pengabdian ini. BADAS (Bimbel dibayar Sampah) merupakan pengabdian dengan tujuan utama untuk pelestarian lingkungan dengan alternatif penyediaan bimbel bagi siswa TK/SD sederajat yang dibayarkan menggunakan sampah oleh peserta sebagai salah satu bentuk misi pengelolaan sampah yang ada di sekitar lokasi pengabdian. Sampah tersebut kemudian diolah bersama para peserta untuk menjadi kerajinan dan olahan sampah lainnya. BADAS memberi output berupa bimbel terkait literasi pada anak sebagai benefit yang ditawarkan. Alasan pemberian bimbel literasi pada peserta tersebut dilatarbelakangi oleh fakta bahwa NTB masuk lima provinsi di Indonesia yang angka buta aksaranya masih tinggi yaitu mencapai 7,52 % dan menduduki peringkat ke-31 nasional dalam bidang literasi. Oleh karena itu BADAS hadir sebagai salah satu solusi dengan mengkombinasikan topik lingkungan dan literasi ke dalam satu program untuk membantu mengurangi permasalahan sampah dan literasi sejak dini pada anak-anak di Desa Labulia. Pengabdian ini berlokasi di Raudhatul Athfal (RA) Al-Haramain, Desa Labulia dengan menerapkan metode PAR (Participatory Action Research) yaitu memberikan ruang bagi peserta untuk mengeksplore kreativitas diri dalam pengolahan sampah menjadi kerajinan. BADAS juga menggunakan metode PLA (Participatory Learning and Action) yang diterapkan pada kegiatan pembelajaran topik literasi pada anak. Melalui metode pengajaran yang digunakan tersebut telah dapat mengurangai sampah yang ada di lingkungan sekitar dan menumbuhkan kesadaran kepada peserta tentang pentingnya pengelolaan sampah. Peserta juga telah lebih peka terhadap arti dan pengimplementasian dasar literasi