TRASH TALKING SEBAGAI PERSONAL DIGITAL BRANDING DI MEDIA SOSIAL TIKTOK

Yusuf Sapari, Rizki Budhi Suhara, Muhammad Andi Sofyan

Abstract


Pengguna aplikasi Tiktok di dunia menghabiskan rata-rata waktu 90 menit per hari untuk mengakses Tiktok dan lebih dari 8 kali sehari membuka aplikasi Tiktok dengan pengguna aktif sebesar 60% berusia 16-24 tahun, 26% berusia 25-44 tahun, 80% berusia 16-34 tahun yang terdiri dari pengguna berjenis kelamin perempuan sebesar 60% dan laki-laki sebesar 40%. Kemunculan tiktok pada awalnya adalah aplikasi yang dibuat sebagai wadah untuk mengeksplorasi kreativitas pengguna tiktok melalui konten video yang menarik dan menghibur. Tiktok merupakan aplikasi unggah video yang menyediakan berbagai fitur bagi penggunanya untuk dapat mengedit dengan sticker, filter, teks, dan menambahkan music pada video, sehingga memungkinkan bagi penggunanya untuk menciptakan kreativitas mereka masing-masing. Tiktok menjadi media hiburan yang menarik karena menyajikan konten video berdurasi 15 detik, 30detik, 1 menit, 3 menit, hingga 5 menit. Hingga sekarang pengguna aplikasi tiktok mengatakan bahwa mereka merasakan kesenangan dan kepuasaan saat menggunakan tiktok. Tante Lala merupakan salah satu Tiktokers yang terkenal dengan gaya komunikasi di media social menggunakan trash talking. Akun@tantelalapunyacerita memiliki jumlah followers lebih dari 3 juta pada akun tiktok. Jumlah endorsement (istilah pemasaran menggunakan jasa influencer) juga ikut meningkat seiring viralnya konten trash talking milik Tante Lala di media social tiktok. Hal tersebut merupakan bagian yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berfokus kepada konten trash talking TanteLala melalui aplikasi Tiktok sebagai gaya baru personal digital branding seorang influencer di media sosial. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan personal digital branding pada akun tiktok @tantelalapunyacerita sebagai viralitas konten serta motivasi followers TanteLala menjadikan konten trash talking pada akun TikTok @tantelalapunyacerita viral. Dengan menggunakan teori – teori media sosial, personal digital branding dan trash talking. Metode penelitian yang digunakan yakni etnografi virtual. Hasil dan pembahasannya adalah Ruang media dalam personal digital branding dan trash talking sebagai konten youtube dan Instagram Tante Lala. Dokumen media dalam personal digital branding video tutorial make-up dan kecantikan, serta video konten outfit dan gayanya sedangkan dalam trash talking pada video konten kata-kata kasar dan makian. Objek media dalam personal digital branding produk kecantikan dan fashion dengan penggemar yang diajak interaksi sedangkan dalam trash talking adalah lawan yang di-trash talk dan Followers yang diajak trash talking. Pengalaman inspirasi dalam personal digital branding tentang make-up dan fashion sehingga berkesan percaya diri dan blak-blakan sedangkan dalam trash talking adalah hiburan dari trash talking yang berkesan kontroversial dan berlebihan. Kesimpulannya yakni personal digital branding yang dibangun Tante Lala melalui kontennya mencakup berbagai konsep. Trash talking yang dibuat oleh Tante Lala di akun TikToknya @tantelalapunyacerita menjadi viral karena mampu memenuhi hasrat para followersnya untuk mengkritik dan menjelek-jelekkan orang lain. 


Keywords


Trash Talking, Personal Digital Branding, Media Sosial, TikTok

References


Buku Referensi

Hine, C. (2008). Virtual Ethnography: Modes, Varieties, Affordances BT – The SAGE Handbook of Online Research. In N. G. Fielding, R. M. Lee, & G. Blank (Eds.). In The SAGE Handbook of Online Research. California: Sage Publication.

Nasrullah,R.(2014). Teori dan Riset Media Siber. CYBERMEDIA. Edisi Pertama. Jakarta

Skripsi

Febry W, M. (2020). "Trash-Talking Dalam Game Online PUBG Mobile” (Studi Deskriptif Kualitatif Player PUBG Mobile).Skripsi. Universitas Muhamadiyah Surakarta.

Internet

Kurniadi,M.R.P.(2020). Apa sih arti “viral” yang sebenarnya? Medium.Com. https://medium.com/@mrizkypk/apa-sih-arti-virat-yang-sebenarnya-83061aaf56bd

Statista. (2021a). TikTok Mobile App Usage 2021.Statista. (2021b). TikTok Mobile App Usage2021.

Suratnoaji, C., Arianto, I. D., & Sumardjijati. (2018). Strength Map of Presidential Candidates 2019 in Indonesia Iased On a Node XL Analysis of Big Data From

Tellis, G., Macinnis, D. J., Tirunillai, S., & Zhang, Y. (2019a). “What Drives Sharing of Online Digital Content? The Case of You Tube Video Ads on Social Media” What Drives Virality (Sharing, Spread) of Online Digital Content? The Case of YouTube Video Ads on Social Media.https://ssrn.com/abstract=3583613

Viega.(2019). Klasifikasi Sosial Media. Binus University .https://sis.binus.ac.id/2019/04/10/klasifikasi-sosial-media/

Jurnal Ilmiah

Hine, C. (2017). Ethnography and the Internet: Taking Account of Emerging Technological Landscapes. Fudan Journal of the Humanities and Social Sciences,10(3), 315–329.https://doi.org/10.1007/s40647-017-0178-7

Johnson,C., & Taylor,J.(2020). More than Bullshit: Trash Talk and Other. Jurnal Ilmiah Matrik,16(1)

Kleppinger, & Cain. (2015). Personal Digital Branding As a Professional Asset in The Digital Age. American Journal of Pharmaceuntical Education,79(6)(Agustus2015). https://doi.org/https://doi.org/10.5688/ajpe79679

Labrecque, L. I., Markos, E., & Milne, G. R. (2019). Online Personal Branding: Processes, Challenges, and Implications. Journal of Interactive Marketing,25(1),37–50. https://doi.org/10.1016/j.intmar.2010.09.002

Luthfia, & Karenina. (2019). Youtuber Personal Branding Content Analysis. AStudy On Indonesian Youtuber “Atta Halilintar.” International Journal Of Advanced Trends In Computer Science And Engineering, 8 (November-December 2019).

Mubarok, M.H.(2021b). Perseteruan Denise Dan Uya Kuya:Trash-Talking SebagaiPersonalDigitalBranding.JournalofScientificCommunication,3(2),109–118.https://doi.org/10.31506/jsc.v3i2.12323

Omine, M. (2018). Ethics of Trash talking in Soccer. International Journal of Sport and Health Science,15,120–125.https://doi.org/10.5432/ijshs.201718

Persson,S.,& Hostler,T.J.(2021).When Men Who Dislike Feminists Feel Proud: Can Self-Affirmationand Perspective-Taking Increase Men’s Empathy Toward Feminists? Psychology of Women Quarterly,45(3),372–386.https://doi.org/10.1177/03616843211017472

Yip,J.A.,Schweitzer,M.E.,&Nurmohamed,S.(2018). Trash-talking : Competitive in civility motivates rivalry, performance, and unethical behavior.Organizational Behaviorand Human Decision Processes,144,125–144.https://doi.org/10.1016/j.obhdp.2017.06.002




DOI: https://doi.org/10.46576/jnm.v7i1.4086

Article Metrics

Abstract view : 35 times
PDF (Bahasa Indonesia) – 40 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2024 Yusuf Sapari

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.

Jurnal Network Media Terindex pada:

   

Jurnal Network Media Berkolaborasi dengan:

 

NETWORK MEDIA : JURNAL ILMU KOMUNIKASI published by :

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS DHARMAWANGSA

Alamat : Jl. K. L. Yos Sudarso No. 224 Medan
Kontak : Tel. 061 6635682 - 6613783  Fax. 061 6615190
Surat Elektronik : network@dharmawangsa.ac.id

 

 Creative Commons License

Network Media : Jurnal Ilmu Komunikasi by Universitas Dharmawangsa is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Based on a work at http://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/junetmedia/index