https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/akuakultur/issue/feedJurnal Aquaculture Indonesia2024-02-13T18:24:32+08:00Dr. Emmy Syafitri, SPi, MSijai_dw@dharmawangsa.ac.idOpen Journal Systems<div class="intro" style="width: 450px;"><ul><li><strong>E-ISSN: <span>2808-9634</span></strong></li><li><strong>ISSN: <span>2808-9626</span></strong></li><li><strong>DOI: <a href="https://doi.org/10.46576/jai" target="_self">10.46576/jai</a></strong></li><li><strong>URL: <a href="/index.php/akuakultur/index" target="_self">jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/akuakultur/index</a></strong></li><li><strong>Editor in Chief</strong> : <strong>Dr. Emmy Syafitri, SPi, MSi</strong></li></ul></div><p style="text-align: justify;"><strong><br /></strong></p><p style="text-align: justify;"><strong>JAI: Jurnal AQUACULTURE Indonesia</strong> merupakan jurnal ilmiah nasional yang mempublikasikan penelitian empiris kajian ilmiah (review) dan perkembangan ilmu pengetahuan terkini di bidang akuakultur (budidaya perairan).</p><p style="text-align: justify;"><strong>FOKUS</strong> JAI: Jurnal AQUACULTURE Indonesia adalah produksi bidang akuakultur air tawar, payau maupun laut. Tak hanya fokus pada pertambahan kuantitas ikan melalui pembibitan, pemeliharaan, kesehatan, dan teknologi pakan, JAI: Jurnal AQUACULTURE Indonesia juga menyangkut tentang kelestarian lingkungan di mana budidaya ikan tersebut dilakukan.</p><p style="text-align: justify;">Adapun <strong>CAKUPAN</strong> dalam jurnal ini berkaitan dengan : Manajemen Kesehatan Ikan, Nutrisi dan Pengembangan Pakan Ikan, Genetika dan Pemuliaan Ikan, Biologi, Fisika, dan Kimia Perairan, Mikrobiologi Perairan, Teknologi dan Manajemen Akuakultur, Bioteknologi Akuakultur dan Pengembangan Industri Perikanan</p>https://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/akuakultur/article/view/3245ANALISIS SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP NELAYAN TERHADAP TINGKAT KERAMAHAN LINGKUNGAN DI PELABUHAN PERIKANAN TANJUNG TIRAM KABUPATEN BATU BARA2023-11-30T04:26:05+08:00Ario Pandi Mollenpandiinl29@gmail.comUswatun Hasanuswatuhasan@dharmawangsa.ac.idBambang Hendra Siswoyobambang.hs@dharmawangsa.ac.id<p>Kegiatan penangkapan merupakan salah satu kegiatan pemanfaatan sumberdaya perikanan yang dapat mengancam kepunahan sumberdaya perairan maka perlu suatu pengelolaan sumberdaya perikanan agar ekosistem perairan tersebut tetap terus terjaga. Pengelolaan sumberdaya ikan dapat dilakukan dengan penetapan ukuran layak tangkap dan selektivitas alat tangkap yang digunakan. Selektivitas alat tangkap yang digunakan sangat penting dalam pengelolaan sumberdaya perikanan, selain itu aspek biologi, ekonomi dan kelestarian sumberdaya merupakan faktor yang dipertimbangkan dalam eksploitasi sumberdaya ikan. Nelayan di Tanjung Tiram masih menggunakan alat tangkap ikan yang selektif dimana dalam pengoperasian alat tangkap ikan nelayan tersebut masih dapat menangkap ikan dalam skala jumlah yang banyak, sedangkan berdasarkan penilaian tingkat keramahanan lingkungan berada pada nilai 30,76 pada nilai tersebut dapat diartikan bahwa tingkat keramahan lingkungan tergolong kurang ramah lingkungan, hal ini diperkuat karena adanya aktivitas penangkapan dengan menggunakan alat tangkap kerang yang menggunakan kapal atau biasa disebut “tangker” dimana dalam pengoperasiannya hampir merusak ekosistem yang ada dan menjadi pusat konflik dikehidupan nelayan di Tanjung Tiram.</p>2023-11-30T04:26:44+08:00Copyright (c) 2023 Ario Pandi Mollen, Uswatun Hasan & Bambang Hendra Siswoyohttps://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/akuakultur/article/view/3261PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorhiza Roxb) PADA PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN MAS (Cyprinus carpio)2023-11-30T04:26:07+08:00Chatrine Grace Halawachatrinegrace151001@gmail.comBambang Hendra Siswoyobambang.hs@dharmawangsa.ac.idEmmy Syafitriesyafitri@dharmawangsa.ac.idPenelitian ini dilaksanakan di laboratorium Program Studi Akuakultur Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa penelitian dilakukan dari tanggal 24 Februari 2023 sampai 29 Maret 2023. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan ekstrak temulawak (<em>Curcuma xanthorhiza</em> Robx) terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan mas (<em>Cyprinus carpio</em>). Dari hasil ANAVA menunujukan bahwa pengaruh penambahan ekstrak temulawak pada pakan buatan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan benih ikan mas berbeda nyata. Pertumbuhan terbaik dari setiap perlakuan adalah perlakuan A (ekstrak temulawak 6 gr/kg pakan) dengan pertumbuhan berat mutlak 0,7 gram, pertumbuhan panjang mutlak 1,7 cm. Perlakuan B (ekstrak temulawak 7 gr/kg pakan) pertumbuhan berat mutlak 0,6 gram, pertumbuhan panjang mutlak 1,6 cm. Perlakuan C (ekstrak temulawak 8 gr/kg pakan) pertumbuhan berat mutlak 0,5 gram, pertumbuhan panjang mutlak 1,4 cm. Kelulusan hidup sebesar 100% di perlakuan A (ekstrak temulawak 6 gr/kg pakan), perlakuan B (ekstrak temulawak 7 gr/kg pakan), dan perlakuan C (ekstrak temulawak 8 gr/kg pakan) 92,5%. Kualitas air yang tergolong baik pada benih ikan mas pengukuran suhu rata-rata 26<sup>0</sup>C – 28<sup>0</sup>C. Kisaran pH antara 6,5-8,5.2023-11-30T04:26:44+08:00Copyright (c) 2023 Chatrine Grace Halawa, Bambang Hendra Siswoyo & Emmy Syafitrihttps://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/akuakultur/article/view/3446PENGARUH PEMBERIAN BOSTER GROTOP DENGAN DOSIS BERBEDA DALAM PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy Lac.)2023-11-30T04:26:09+08:00Sadarman Kristian Geasadarman07gea@gmai.comBambang Hendra Siswoyosadarman07gea@gmai.comUswatul Hasansadarman07gea@gmai.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian boster grotop dengan dosis berbeda dalam pakan terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gurami (<em>Osphronemus gouramy</em> Lac.). Penelitian ini dilakukan selama 28 hari pemeliharaan untuk mengetahui pertambahan panjang, peningkatan berat, feed convertion ratio (FCR) kelangsungan hidup dan kualitas air. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 11 Februari sampai dengan 13 Maret 2023. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 Perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dilakukan adalah dengan pemberian boster grotop dengan dosis berbeda dalam pakan dengan empat taraf yaitu (A) tanpa pemberian boster grotop (kontrol), (B) boster grotop 40g/kg pakan, (C) boster grotop 45g/kg pakan dan (D) boster grotop 50g/kg. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian boster grotop dengan dosis berbeda dalam pakan berpengaruh sangat nyata (Fh > Ft 0,01) terhadap pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gurami. Perlakuan D dengan dosis boster grotop 50g/kg pakan merupakan perlakuan terbaik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup benih ikan gurami yang menghasilkan pertumbuhan berat mutlak (1,32 g), pertumbuhan panjang mutlak (1,21 cm), feed convertion ratio (1.1), dan kelangsungan hidup (96,67%). Kualitas air selama penelitian diperoleh nilai Suhu antara 25-28 ̊C, pH sekitar 7,66 - 8,99, dan kandungan DO berkisar antara 6,00 – 7,21 ppm.</p>2023-11-30T04:26:44+08:00Copyright (c) 2023 Sadarman Kristian Gea, Bambang Hendra Siswoyo & Uswatul Hasanhttps://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/akuakultur/article/view/3478PENGARUH BERBAGAI MACAM EKSTRAK DAUN KANGKUNG, DAUN BAYAM DAN DAUN KUBIS TERHADAP LAJU KEPADATAN POPULASI DAN INDEKS KEANEKARAGAMAN INFUSORIA2023-11-30T04:26:11+08:00Aguswarni Waruwuwaruwuaguswarni@gmail.comEmmy Syafitriesyafitri@dharmawangsa.ac.idDwi Tika Afrianidwitika_afriani@dharmawangsa.ac.id<p><span>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui</span><span>pengaruh ekstrak daun bayam,kangkung dan kubis dalam peningkatan kepadatan populasi dan indeks keanekaragaman Infusoria. Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2022 sampai 10 Desember 2022 bertempat di Laboratorium Basah Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa. Metode yang digunakan ddalam penelitian ini adalah metode eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan 3 ulangan. Berdasarkan hasil analisis variansi diperoleh hasil bahwa pemberian esktrak daun bayam,daun kangkung dan daun kubis berpengaruh sangat nyata (highly significant) terhadap laju kepadatan Infusoria, nilai tertinggi terdapat pada perlakuan P2 (daun kangkung) yakni dengan populasi P2 sebanyak 113,3 x 10⁴sel/ml sedangkan untuk kepadatan yang terendah yaitu di P3 (daun kubis)) 76 x 10⁴sel/ml. dan indeks keanekaragaman Infusoria yaitu Paramecium sp yang mendominasi dan pertumbuhannnya sangat pesat dengan rata-rata 1.064,96 sel/ml.</span></p>2023-11-30T04:26:44+08:00Copyright (c) 2023 Aguswarni Waruwu, Emmy Syafitri & Dwi Tika Afrianihttps://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/akuakultur/article/view/3657PEMANFAATAN KOTORAN BURUNG PUYUH DAN PUPUK ORGANIK GUANO TERHADAP POPULASI SERTA KEPADATAN SEL Spirulina sp2023-11-30T04:26:12+08:00Filbert Ivan Hulufilbertivan6@gmail.comBambang Hendra Siswoyofilbertivan6@gmail.comEmmy Syafitriesyafitri@dharmawangsa.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemanfaatan kotoran burung puyuh dan pupuk organik guano terhadap populasi serta kepadatan sel <em>Spirulina</em> sp. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 20 Februari sampai 11 Maret 2023 di Laboratorium Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 pengulangan. Berdasarkan hasil percobaan, perlakuan D menghasilkan rata-rata kepadatan sel <em>Spirulina</em> sp. tertinggi sebanyak 64,33 x 10<sup>4</sup> sel/ml sedangkan, perlakuan A (Kontrol) menghasilkan rata rata kepadatan terendah sebanyak 23,67 x 10<sup>4</sup> sel/ml. Hasil laju pertumbuhan harian tertinggi sel <em>Spirulina</em> sp. terdapat pada perlakuan D dengan rata rata 0,372 x 10<sup>4 </sup>sel/ml/hari dan laju pertumbuhan harian terendah terdapat pada perlakuan A (Kontrol) dengan rata-rata 0,172 x 10<sup>4</sup> sel/ml/hari. Hasil pengukuran parameter kualitas air pada penelitian yaitu suhu berkisar antara 27 - 30 <sup>o</sup>C, pH berkisar 8,5 - 9,2 dan oksigen terlarut (DO) berkisar antara 6,62 - 7,24 mg/l. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan kotoran burung puyuh serta pupuk organik guano memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap populasi serta kepadatan sel <em>Spirulina</em> sp.</p>2023-11-30T04:26:44+08:00Copyright (c) 2023 Filbert Ivan Hulu, Bambang Hendra Siswoyo & Emmy Syafitrihttps://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/akuakultur/article/view/3661PENGARUH PEMBERIAN DOSIS PUPUK DARI AIR ENDAPAN CAMPURAN KOTORAN KUDA DAN KULIT PISANG BARANGAN TERHADAP PERTAMBAHAN POPULASI Daphnia sp2023-11-30T04:26:14+08:00Atmadinata Aviantaraatmadinataaviantara@gmail.comUswatul Hasanatmadinataaviantara@gmail.comEmmy Syafitriesyafitri@dharmawangsa.ac.idPakan alami saat ini menjadi salah kebutuhan dalam budidaya ikan untuk menekan biaya pakan komersil atau pakan pabrikan yang semakin hari harga nya semakin meningkat. Kutu air atau <em>Daphnia</em> sp. dapat dijadikan sebagai pakan alami untuk ikan. Maka dari itu budidaya <em>Daphnia</em> sp. sangat diperlukan guna menekan pengeluaran pembudidaya. Tujuan dari penelitian ini adalah meningkat kan populasi <em>Daphnia</em> sp. dengan media pertumbuhan berupa dosis air campuran dari limbah kotoran kuda dan kulit pisang. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali pengulangan, masing-masing perlakuan di isi dengan 10 ekor/l dimana perlakuan A (air hasil endapan kotoran kuda dan kulit pisang sebanyak 1,5 ml/l), perlakuan B (air hasil endapan kotoran kuda dan kulit pisang sebanyak 4,5 ml/l), perlakuan C (air hasil endapan kotoran kuda dan kulit pisang sebanyak 7,5 ml/l), dan perlakuan D (kontrol). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Fakultas Perikanan Universitas Dharmawangsa selama 7 hari. Hasil penelitian menunjukkan perlakuan C mendapatkan hasil tertinggi dengan total populasi diakhir pemeliharaan mencapai 33 ekor, diikuti perlakuan A (29 ekor), perlakuan B (23 ekor), dan perlakuan D (21 ekor).2023-11-30T04:26:44+08:00Copyright (c) 2023 Atmadinata Aviantara, Uswatul Hasan & Emmy Syafitrihttps://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/akuakultur/article/view/3841PENGARUH JENIS KELAMIN DAN SUMBER BIBIT TERHADAP PRODUKSI KEPITING CANGKANG LUNAK2024-02-13T18:24:32+08:00Pohan PanjaitanDrpohanpanjaitan@gmail.comBandung SihombingDrpohanpanjaitan@gmail.comHelentina Mariance ManullangDrpohanpanjaitan@gmail.com<p>Sekarang ini ada peningkatan konsumsi global kepiting. Peningkatan konsumsi global berdampak positif terhadap perekonomian Indonesia, tetapi produksi kepiting hasil tangkapan dari laut Indonesia termasuk wilayah Kabupaten Langkat masih rendah. Salah satu strategi untuk mengatasi masalah rendahnya produksi kepiting hasil tangkap dari laut adalah pengembangan industri budidaya kepiting soka atau kepiting cangkang lunak. Ada sejumlah spesies kepiting yang dapat dijadikan menjadi kepiting cangkang lunak dan dapat dibudidayakan sebagai contoh kepiting bakau dan spesies lainnya antara lain Portunus pelagicus dan Callinectes sapidus. Tulisan ini merupakan laporan hasil penelitian mengenai pengaruh jenis kelamin dan sumber bibit kepiting terhadap produksi kepiting cangkang lumah. Sehingga tujuan penelitian tersebut adalah mendapatkan informasi mengenai pengaruh jenis kelamin dan sumber bibit terhadap produksi kepiting cangkang lunak. Penelitian ini dilaksanakan di unit tambak selama empat bulan, yaitu dari Agustus sampai November 2020 yang berlokasi di Desa Tanjung Ibus Kecamatan Secanggang Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara, berlokasi di inot tambak milik peneliti. Penelitian ini berupa percobaan faktorial dalam Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 2 (dua) faktor perlakuan. Faktor perlakuan pertama adalah jenis kelamin (K) yang terdiri dari 3 jenis yaitu betina dengan bentuk perut V (K1), betina dengan bentuk perut U (K2) dan jantan (K3). Faktor perlakuan kedua adalah sumber bibit (S) yang terdiri dari hasil tangkapan langsung dari laut (S1) dan dari tangkapan setelah dibesarkan terlebih dahulu (S2). Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 (tiga) kali. Parameter uji yang digunakan untuk mengevaluasi pengaruh perlakuan dalam penelitian ini antara lain: prosentase kelulushidupan, total produksi dan kualitas air (suhu, pH, salinitas, dan kandungan oksigen terlarut). Uji sidik ragam dalam percobaan faktorial dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dalam studi ini menunjukkan bahwa faktor perlakuan sumber bibit dan faktor perlakuan jenis kelamin bibit berpengaruh nyata terhadap produksi kepiting lunak tetapi interaksi antara perlakuan sumber bibit dan perlakuan jenis kelamin bibit tidak nyata pengaruhnya terhadap produksi kepiting lunak. Jenis kelamin dan sumber bibit kepiting berpengaruh nyata tetapi interaksi kedua factor perlakuan tersebut tidak nyata terhadap produksi kepiting lunak. Kepiting berjenis kelamin betina bentuk V memiliki produksi kepiting lunakmlebih tinggimdibandingkan dengan kepiting berjenis kelamin betina bentuk U dan dengan kepiting yang berjenis kelamin jantan.</p><p> </p>2023-11-30T04:26:44+08:00Copyright (c) 2023 Pohan Panjaitan, Bandung Sihombing, Helentina Mariance Manullanghttps://jurnal.dharmawangsa.ac.id/index.php/akuakultur/article/view/3899PENGARUH KOMBINASI MADU DAN VITAMIN C DALAM PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELULUSHIDUPAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus)2023-11-30T04:26:18+08:00Pebry Aisyah Putri Batubarapebry.bb@dharmawangsa.ac.idKrisman Umbu Henggukrisman@unkriswina.ac.idEmmy Syafitriesyafitri@dharmawangsa.ac.idPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi madu dan vitamin C dalam pakan komersial terhadap pertumbuhan dan kelulushidupan ikan nila (<em>Oreochromis niloticus</em>). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 8 Mei sampai dengan 3 juni 2023 bertempat di Laboratorium Basah Fakulatas Perikanan Program Studi Akuakultur Universitas Dharmawangasa. Ikan nila ukuran 3–5 cm dipelihara pada ember berukuran 20 L dengan padat penebaran 15 individu ember selama 56 hari. Pakan yang diberikan adalah pellet yang di campur madu dan Vitamin C dengan dosis: A Kontrol pakan ikan komersial, B Vit C 200 mg + madu 200 ml/kg, C Vit C 200 mg + madu 400 ml/kg dan D Vit C 200 mg + madu 600 ml/kg. Frekuensi pemberian pakan tiga kali sehari yaitu pagi, siang dan sore hari. Penelitian ini disusun menggunakan Rancang Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan tiga ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian madu dan vitamin C berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan benih ikan nila. rerata pertumbuhan berat dan panjang tertinggi terdapat pada perlakuan D yaitu Vit C 200 mg + madu 600 ml/kg sebesar 8,06 gr dan kelulushidupan benih ikan nila pada perlakuan D menunjukkan hasil 100%.2023-11-30T04:26:44+08:00Copyright (c) 2023 Pebry Aisyah Putri Batubara, Krisman Umbu Henggu, Emmy Syafitri